Fakta kecelakaan lalu lintas dengan penyebab adanya kain yang terlilit gir roda tentu mencemaskan kita semua. Terlebih volume pemakaian kain panjang di Indonesia tidak sedikit terbilang. Sebagai contoh adanya pemakaian kebaya oleh perempuan saat berkendara, pun pemakaian baju/jubah panjang agamis. Dari sisi pemakai pria ada pemakaian sarung ibadah disana. Bagaimana harusnya seorang pengendara menyikapinya?
Pemakaian busana tentunya jadi hak pribadi setiap manusia, pun sebagai pengendara sepeda motor ada beberapa panduan agar jaminan aman dan selamat tetap ada. Mari fokus pada fenomena pemakaian jubah atau kain panjang yang kerap dipakai kaum perempuan, berikut adalah tips pemakaian kain panjang yang aman dan benar serta realistis.
- Lipat. Duduki.
Pemakaian kain panjang saat berkendara sebenarnya tidak ideal dan tetap diutamakan penggunaan berbentuk celana panjang dimana elastisitas pergerakan kaki bisa leluasa dalam menyikapi banyak ragam kondisi jalan. Jika terpaksa maka lipat kain panjang tersebut dan duduki serta hindari kain tersebut membentuk juntaian berlebih. - Tidak Menutupi Lampu Saat Membonceng
Juntaian kain lagi-lagi jadi masalah saat pemakai menjadi pembonceng. Kain yang dipakai kerap menutupi lampu sein dan lampu rem sehingga bakal menyulitkan pengendara lain yang berharap ada tanda dari kendaraan di depan saat bermanuver. Pastikan sebelum bergerak pembonceng memantau juntaian kain dan pastikan tidak ada celah kain yang rentan berkibar dan masuk alur gir roda.
Hentakan yang terjadi saat kain terlilit gir hingga roda membuat efek tubuh tertarik dengan cepat dan tiba-tiba. Efek terburuknya bahkan hingga kepada kematian jika lilitan tidak cepat dihentikan.
Mari cermati cara pemakaian jubah panjang saat berkendara agar risiko kecelakaan dapat dikurangi. (jess) | Foto : Dream.co.id
0 comments on “Tips Pemakaian Jubah Panjang Wanita Saat Berkendara” Add yours →