Melanjutkan pilihan penggunaan tranmisi manual dan matik, kerja bagian tubuh dilakukan lebih banyak oleh para pengemudi manual. Lebih banyak bagaimana? Pengemudi manual meng-operasikan dua tangan sementara dua kaki juga tidak bisa menganggur, koordinasi tersebut haruslah baik. Berbeda dengan manual, pengemudi matik bisa membebaskan kaki kirinya dari pekerjaan.
Untuk “Accident Ratio” memang akan bergantung sepenuhnya kepada pengemudi tapi ada sebuah studi menunjukkan bahwa degup atau detak jantung pengemudi manual lebih cepat ketimbang matik. Tingkat stress dari pengemudi matik pun terbilang rendah.
Yang patut diwaspadai adalah risiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Energi spontan dari tranmisi manual kerap jadi pemicu kecelakaan saat pengemudi tidak siap dan tidak mulus melakukan koordinasi gerakan kaki dan tangan, sementara di sisi pengemudi matik muncul risiko kecelakaan yang timbul akibat efek santai karena beberapa kasus menunjukkan efek santai tersebut justru menghilangkan konsentrasi mengemudi bahkan ada yang memanfaatkannya untuk multitasking, saking santainya pengemudi matik.
Pemilihan dua jenis transmisi ini jelas berbalik ke masing-masing konsumen, bisa karena preference yang bersifat personal ketimbang faktor biaya tapi mempertimbangkan kembali matang-matang sebelum membeli kendaraan itu adalah keputusan terbaik. Pilih yang memang sesuai dengan kebutuhan. (jess) | Foto : Google.
0 comments on “Pilih Mana, Tranmisi Manual atau Matik? (Bag. 2)” Add yours →